Minggu, 27 Oktober 2013

Sayang Anak

Mengutip apa yang diungkapkan Dorothy Law Nollte:

Jika anak dibesarkan dengan celaan, maka ia belajar memaki
Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, maka ia belajar berkelahi
Jika anak dibesarkan dengan cemoohan, maka ia belajar rendah diri
Jika anak dibesarkan dengan penghinaan, maka ia belajar menyesali diri
Jika anak dibesarkan dengan toleransi, maka ia belajar mengendalikan diri
Jika anak dibesarkan dengan motivasi, maka ia belajar percaya diri
Jika anak dibesarkan dengan kelembutan, maka ia belajar menghargai
Jika anak dibesarkan dengan rasa aman, maka ia belajar percaya
Jika anak dibesarkan dengan dukungan, maka ia belajar menghargai diri sendiri
Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang dan persahabatan, maka ia belajar menemukan kasih dalam kehidupannya

Jumat, 24 Mei 2013

Pembelajaran PKn SD


PEMBELAJARAN PKn DI SD


Kelas 2 Semester 1
Standar Kompetensi
1.      Membiasakan hidup gotong royong.

Kompetensi Dasar
1.1  Mengenal pentingnya hidup rukun, saling berbagi, dan tolong menolong.

Indikator
1.      Menjelaskan arti rukun.
2.      Menjelaskan pentingnya hidup rukun.
3.      Menjelaskan makna saling berbagi dan tolong menolong.
4.      Menjelaskan manfaat hidup rukun, saling berbagi, dan tolong menolong.
5.      Menyebutkan contoh hidup rukun, saling berbagi, dan tolong menolong di rumah.
6.      Menyebutkan contoh hidup rukun, saling berbagi, dan tolong menolong di sekolah.
7.      Menyebutkan contoh hidup rukun, saling berbagi, dan tolong menolong di masyarakat.


Penilaian Afektif
Ayo berilah tanda centang () pada kolom pernyataan setuju atau tidak setuju di bawah ini sesuai pendapatmu! (Afektif A2)
No.
Contoh Perbuatan
Setuju
Tidak Setuju
1.
Tino anak yang pintar dan rajin. Ia tidak ikut saat teman-teman membersihkan kelas bersama-sama. Tino lebih suka membaca buku.


2.
Kelas kotor sekali. Seluruh murid kelas dua sepakat untuk membersihkan kelas bersama-sama.


3.
Kita tidak diperbolehkan membantu teman yang berbeda agama.


4.
Sinta melihat temannya terjatuh dari sepeda. Sinta pun bergegas untuk menolongnya.


5.
Kakak memiliki dua permen. Lalu, kakak memberikan satu permen untuk adiknya.


6.
Jojo teman Dino. Dino mau mencuri mangga. Doni minta bantuan kepada Jojo. Jojo tidak mau membantu Dino.


7.
Kita tidak boleh membantu teman saat mengerjakan ulangan.


8.
Ayu menangis sedih karena neneknya meninggal. Sebagai teman, Mita menyatakan turut bersedih dan menghibur Ayu.


9.
Setiap hari Mutia membawa bekal ke sekolah. Pada suatu hari, Alin lupa untuk membawa bekal. Mutia membagi bekalnya dengan senang hati kepada Alin. Alin berterima kasih kepada Mutia.


10.
Saat makan malam bersama keluarga, Sari berebut makanan dengan kakaknya. Tak ada satu pun diantara mereka yang mau mengalah.




Penilaian Psikomotorik
Penugasan (Proyek)
Ayo amati kegiatan yang mencerminkan hidup rukun, saling berbagi, dan tolong menolong di lingkungan sekitarmu! Kemudian tulislah dalam buku tugasmu dan kumpulkan pada gurumu untuk dinilai. (Psikomotorik P1)

Penilaian Penugasan (Proyek)
No.
Parameter
Skor (1-10)
1.
Persiapan

2.
Praktik

3.
Kesimpulan

Rata-rata Skor


@copyright2012

Pentingnya Pengelolaan Perpustakaan Sekolah


           Dalam penjelasan Undang-undang Pendidikan Nasional di Indonesia, disebutkan bahwa salah satu sumber belajar di sekolah yang amat penting tetapi bukan satu satunya adalah perpustakaan. Sebagai salah satu sumber belajar di sekolah perpustakaan membantu tercapainya misi dan visi sekolah tersebut. Mengingat pentingnya peran perpustakaan sekolah maka perlu adanya suatu pengelolaan atau manajemen yang tepat dan cepat sehingga fungsi perpustakaan sekolah benar-benar terwujud dan dapat melayani serta menjalankan fungsinya dengan semaksimal mungkin.

     Namun masalahnya sekarang adalah tidak sedikit perpustakaan sekolah yang pengelolaannya masih kurang profesional. Kalaupun sudah baik, bagaimana perpustakaan sekolah mampu memenuhi kebutuhan penggunanya akan berbagai pengetahuan dan informasi secara mudah dan cepat di era globalisasi ini. Untuk itu, diperlukan suatu sistem informasi manajemen perpustakaan (SIM Perpus) dengan memanfaatkan komputer. Dengan demikian, jelaslah bahwa pengelolaan perpustakaan sekolah sangatlah penting keberadaannya.

Teks Bahasa Inggris



At School for 17 Hours a Day


It is 6.30 p.m. and the sun has only just come up when the two alarm clocks next to Jie Sun’s bed ring simultaneously. She gets out of bed and goes to the kitchen. Her eyes half closed, she hardly says a word while she eats breakfast. Next to the table is her school bag which she packed the night before. It weighs just over six and a half kilos. At 7 a.m., she says goodbye to her parents and sets off to her school, just outside the capita city, Seoul. She returns home at 6 p.m. for dinner but half an hour later she sets off again for a private academy where she studies for another four hours. On a typical night, she gets home at midnight and falls a sleep completely exhausted.
Studying for up to 17 hours a day is a fact of life for South Korean secondary school pupils. They live in a society where education is very important. There is a great competition for a place at university. Getting good degree from a top university is the only way to be sure of getting a professional well-paid job. The normal secondary school day, as in most other countries lasts 8 hours. But after that, most parents make their children stay at school extra classes. In theory, these classer are optional, but in practice, they are compulsory. When the school day ends, the children are not allowed to relax and enjoy themselves. Most of them have to study all evening in libraries with private academies.
Classes of 50 are not uncommon and the teachers are strict. Pupils have to respect after the teacher and memorize everything.”Teachers at my school don’t give you any individual attention because they have not got time.” says Jie Sun. They don’t let us ask questions because they say it wastes time. Young people like Jie Sun have almost no social life. They rarely have time to see their friends. Having a boyfriend or girlfriend is unthinkable. “I’ve never had a boy friend and neither have any of my friends.” says Jie Sun. Our studies come first.
This lifestyle may seem very hard to many European school Children who are accuatomed to going most weekends and watching TV every evening. But on the other hand, in many British schools, up to 40% of teenagers leave school with no qualifications and the prospect of unemployment. So which system is really better?

 Sumber: Fitra P (English for Elementary Teacher Novice)



Dificult Word

1.      Simultaneously = bersama
2.      Capita city = ibu kota
3.      Returns = kembali
4.      Typical = khas
5.      Falls = jatuh
6.      Exhausted = keletihan
7.      Compulsory = diwajibkan
8.      Uncommon = luar biasa
9.      Strict = keras
10.  Rarely = hal yang jarang sekali
11.  Accustomed to = membiasakan diri untuk
12.  Unemployment = tidak berjabatan
13.  Themselves = mereka sendiri
14.  Wastes = arloji
15.  Accuatomed = menyesuaikan diri
16.  Teenagers = umur belasan tahun