
Metode merupakan cara melakukan atau menyajikan,
menguraikan, memberi contoh, dan memberi latihan isi pelajaran kepada siswa
untuk mencapai tujuan tertentu. Metode simulasi menampilkan simbol-simbol atau
peralatan yang menggunakan proses, kejadian, atau benda yang sebenarnya.
Simulasi berasal dari kata “simulate”, yang memiliki arti pura-pura atau berbuat seolah-olah. Dan juga “simulation”
yang berarti tiruan atau perbuatan yang hanya berpura-pura saja. Pengertian operasional metode simulasi adalah suatu usaha untuk memperoleh pemahaman akan hakikat dari suatu konsep atau prinsip atau ketrampilan tertentu melalui proses kegiatan atau latihan dalam situasi
tiruan. Metode simulasi
menampilkan simbol-simbol atau peralatan yang menggunakan proses, kejadian,
atau benda yang sebenarnya. Metode simulasi berguna untuk
menciptakan belajar yang lebih berorientasi pada aktivitas siswa serta
berpotensi dapat meningkatkan hasil belajar.
Metode simulasi merupakan
salah satu metode mengajar yang dapat digunakan dalam pembelajaran kelompok. Metode simulasi diberikan kepada siswa, agar siswa dapat menggunakan
sekumpulan fakta, konsep, dan strategi tertentu. Proses pembelajaran yang menggunakan simulasi cenderung objeknya bukan
benda atau kegiatan yang sebenarnya, melainkan kegiatan mengajar yang bersifat
pura-pura. Kegiatan simulasi dapat dilakukan oleh siswa pada kelas tinggi di
Sekolah Dasar karena kegiatan pembelajarannya menuntut adanya kemampuan siswa
dalam berinteraksi dalam kelompok.
Dalam pembelajaran, siswa akan
dibina kemampuannya berkaitan dengan keterampilan berinteraksi dan
berkomunikasi dalam kelompok. Di samping itu, dalam
metode simulasi siswa diajak untuk bermain peran beberapa perilaku yang
dianggap sesuai dengan tujuan pembelajaran. Pengalaman belajar yang diperoleh dari
metode ini meliputi kemampuan kerja sama, pengalaman bermain peran, komunikatif, membuat keputusan,
tanggungjawab, pemahaman kejadian masa lalu, berpikir kritis, dan mengiterpretasikan suatu kejadian.

1.
Bermain
peran (role playing)
Dalam
proses pembelajarannya metode ini mengutamakan pola permainan dalam bentuk
dramatisasi. Dramatisasi dilakukan oleh kelompok siswa dengan mekanisme
pelaksanaan yang diarahkan oleh guru untuk melaksanakan kegiatan yang telah
ditentukan / direncanakan sebelumnya. Simulasi ini lebih menitik beratkan pada
tujuan untuk mengingat atau menciptakan kembali gambaran masa silam yang
memungkinkan terjadi pada masa yang akan datang atau peristiwa yang aktual dan
bermakna bagi kehidupan sekarang.
2.
Sosiodrama
Dalam
pembelajarannya yang dilakukan oleh kelompok untuk melakukan aktivitas belajar
memecahkan masalah yang berhubungan dengan masalah individu sebagai makhluk
sosial. Misalnya, hubungan anak dan orangtua, antara siswa dengan teman
kelompoknya.
3.
Permainan
simulasi (Simulasi games)
Dalam
pembelajarannya siswa bermain peran sesuai dengan peran yang ditugaskan sebagai
balajar membuat suatu keputusan.

Metode mengajar simulasi
banyak digunakan pada pembelajaran IPS, PKn, Pendidikan Agama, dan Pendidikan
Apresiasi. Pembinaan kemampuan bekerjasama, komunikasi dan interaksi merupakan
bagian dari keterampilan yang akan dihasilkan melalui pembelajarn
simulasi. Metode mengajar simulasi lebih banyak menuntut aktivitas siswa
sehingga metode simulasi sebagai metode yang berlandaskan pada pendekatan CBSA dan
keterampilan proses.
Disamping itu, metode ini
dapat digunakan dalam pembelajaran berbasis konstektual, salah satu contoh
bahan pembelajaran dapat diangkat dari kehidupan sosial, nilai-nilai sosial
maupun permasalahan-permasalahan sosial yang aktual maupun masa lalu untuk masa
yang akan datang. Permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan nilai-nilai
kehidupan sosial maupun membentuk sikap atau perilaku dapat dilakukan melalui
pembelajaran ini.
Langsung maupun tidak langsung
melalui simulasi kemampuan siswa yang berkaitan dengan bermain peran dapat
dikembangkan. Siswa akan menguasai konsep dan keterampilan intelektual, sosial,
dan motorik dalam bidang-bidang yang dipelajarinya serta mampu belajar melalui
situasi tiruan dengan sistem umpan balik dan penyempurnaan yang berkelanjutan. Agar lebih jelasnya, lihat pada tabel berikut:
No.
|
Karakteristik Metode
|
1.
|
Kegiatan pembelajaran bukan pada objek sebenarnya.
|
2.
|
Kegiatan secara kelompok.
|
3.
|
Aktivitas komunikasi.
|
4.
|
Alternatif untuk pembelajaran sikap.
|
5.
|
Peran guru sebagai pembimbing.
|
6.
|
Ada topik permasalahan.
|
7.
|
Ada peran yang perlu dimainkan siswa.
|

Prosedur metode simulasi yang
harus ditempuh dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:
1.
Menetapkan
topik simulasi yang diarahkan oleh guru.
2.
Menetapkan
kelompok dan topik-topik yang akan dibahas.
3.
Simulasi
diawali dengan petunjuk dari guru tentang prosedur, teknik, dan peran
yang dimainkan.
4.
Prose
pengamatan terhadap proses, peran, teknik, dan prosedur dapat dilakukan dengan
diskusi.
5.
Kesimpulan
dan saran dari kegiatan simulasi.
Menurut Suwarna, M.Pd, langkah-langkah yang perlu ditempuh dalam melaksanakan simulasi adalah:
a.
Menentukan
topik serta tujuan yang ingin dicapai.
b. Memberikan gambaran tentang situasi
yang akan disimulasikan.
c. Membentuk kelompok dan menentukan peran
masing-masing.
d. Menetapkan lokasi dan waktu pelaksanaan
simulasi.
e. Melaksanakan simulasi.
f. Melakukan penilaian.

Untuk menunjang efektivitas
penggunaan metode simulasi perlu dipersiapkan kemampuan guru meupun kondisi
siswa yang optimal. Di bawah ini dijelaskan tentang kemampuan
guru dan kondisi siswa guna mendukung efektivitas metode simulasi dalam
pembelajaran.
Kemampuan guru yang harus
diperhatikan untuk menunjang metode simulasi di antaranya:
a.
Mampu
membimbing siswa dalam mengarahkan teknik, prosedur, dam peran yang akan
dilakukan dalam simulasi,
b. Mampu memberikan ilustrasi,
c. Mampu menguasai pesan yang dimaksud dalam
simulasi tersebut,
d. Mampu mengamati secara proses simulasi
yang dilakukan oleh siswa.
Adapun kondisi dan kemampuan
siswa yang harus diperhatikan dalam penerapan metode simulasi adalah:
a.
Kondisi,
minat, perhatian dan motivasi siswa dalam bersimulasi,
b. Pemahaman terhadap pesan yang akan
menstimulasikan,
c. Kemampuan dasar berkomunikasi dan berperan.

Beberapa keunggulan
penggunaan metode simulasi diantaranya adalah:
a.
Siswa
dapat melaksanakan interaksi sosial dan komunikasi dalam kelompok dan lingkungannya,
b. Aktivitas siswa cukup tinggi dalam
pembelajaran sehingga terlibat langsung dalam pembelajaran,
c. Dapat membiasakan siswa untuk
memahami permasalahan sosial, hal ini dapat dikatakan sebagai
implementasi pembelajaran yang berbasis konstekstual,
d. Melalui kegiatan kelompok dalam simulasi
dapat membina hubungan personal yang positif,
e. Dapat membangkitkan imajinasi dan estetika siswa dan guru,
f. Membina hubungan komunikatif dan kerjasama
dalam kelompok,
g.
Dapat mempelajari situasi yang
nyata,
h.
Membuat siswa belajar dengan
umpan balik yang datang dari dirinya sendiri,
i.
Dapat melatih siswa dalam
mensimulasikan sesuatu sehingga siswa menjadi lebih berani,
j.
Siswa dapat menggunakan
sekumpulan fakta dan konsep.

Namun demikian, dalam metode
simulasi masih tetap ada kelemahan atau kendala-kendala yang kemungkinan
perlu diantisipasi oleh para guru jika akan menerapkan metode ini, diantaranya
adalah:
a.
Relatif memerlukan waktu
yang cukup banyak
b.
Sangat bergantung pada
aktivitas siswa
c.
Cenderung memerlukan
pemanfaatan sumber belajar.
d.
Banyak siswa yang kurang minat dan motivasi sehingga
simulasi tidak efektif.
e.
Biaya pengembangannya tinggi,
f.
Fasilitas dan alat-alat khusus yang
dibutuhkan mungkin sulit diperoleh serta mahal harga dan pemeliharaannya,
g.
Siswa yang pandai dan senang
berbicara cenderung menguasai proses simulasi,
h.
Bagi siswa yang susah
mengeluarkan pendapat, hal ini merupakan metode yang paling menyusahkan.
i.
Resiko siswa atau pengajar tinggi.

Penerapan metode simulasi dapat
diterapkan pada mata pelajaran IPS kelas 5 SD dengan materi perjuangan melawan
penjajah Belanda dan Jepang. Dalam pembelajaran, siswa dibagi menjadi tiga
kelompok. Masing-masing kelompok mendapatkan satu peran yang sama. Ada yang
berperan sebagai penjajah Belanda, Jepang, maupun rakyat Indonesia. Mereka
mensimulasikan atau memperagakan dengan pura-pura saat rakyat Indonesia
berjuang melawan penjajah. Alat atau media yang mereka gunakan dapat
menggunakan pedang plastik/mainan, pistol mainan, sedotan runcing sebagai
pengganti bambu runcing, bendera merah putih plastik, pakaian jaman
dulu/tradisional, dan sebagainya sesuai dengan alur cerita yang diperagakan.
Dengan begitu, diharapkan mereka akan lebih memahami, menghargai jasa-jasa para
pahlawan dan mencintai bangsa Indonesia serta mengisi kemerdekaan dengan
perbuatan yang positif.

CD Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan SD Kelas Rendah, PGSD,
FIP, IKIP PGRI Madiun 2012.
Winataputra, Udin S. 2003. Strategi
Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka.
Yamin, Martinis. 2004. Srtategi
Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta: Gaung Persada Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar